Jenis Televisi dan Tips Aman Menonton Televisi Agar Terhindar Dari Penyakit Mata

Sebagian masyarakat kita tidak lepas dari kebiasaan menonton TV. TV merupakan sumber informasi, hiburan dan pintu gerbang bagi kita untuk mengetahui berbagai kejadian di dunia. Beberapa orang sangat betah lama duduk menonton tv, sebagian hanya melihat tv untuk melihat sekilas kejadian penting di dunia, sebagian memakai tv sebagai pelarian apabila tidak ada kerjaan di rumah. Yang sering luput dari perhatian kita adalah, apakah posisi duduk, jarak tv dengan kita sudah sesuai dengan standar kesehatan mata kita? Mari kita ulas hal itu di tulisan saya berikut ini.
Perlu kita ketahui dulu jenis-jenis TV yang ada saat ini.

1. TV Tabung

TV ditemukan pertama kali tahun 1920 dan dalam bentuk kotak / tabung. TV ini menjadi tren di masyarkat hingga akhir 90 an. TV ini mempunyai bentuk yang gembung sehingga orang sering menyebutnya TV tabung. Walaupun sekarang sudah era TV flat tapi TV tabung masih menjadi salah satu pilihan sebagian besar orang.
Ditinjau dari ukurannya, TV Tabung cenderung lebih tebal dan berat, ukuran layarnya pun tidak lebih lebar dari 36 inch pada umumnya. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat jaman sekarang cenderung beralih menggunakan Plasma TV, LCD TV, atau LED TV dengan ukuran yang lebih tipis. CRT TV juga membutuhkan daya listrik yang cukup besar sehingga dianggap tidak ramah lingkungan.
TV Tabung
2. Plasma TV

Plasma TV merupakan perkembangan teknologi yang paling awal pada slim TV dengan resolusi tinggi. Nama “plasma” ini sendiri pada dasarnya disesuaikan dengan prinsip kerjanya, yakni menggunakan plasma (sejenis gas yang dapat memisahkan elektron dari inti atom) untuk memproduksi gambar pada TV.
Keunggulan Plasma TV dibanding TV lainnya adalah memiliki sudut pandang yang lebih lebar dan tingkat kontras yang tinggi. Plasma TV saat ini cenderung berbobot lebih berat karena umumnya berukuran di atas 32 inch, serta boros energi listrik. Selain itu, tingkat kualitas gambar yang dihasilkan akan menurun seiring dengan lamanya penggunaan, bahkan dapat menimbulkan burn-in (gambar diam atau berbayang).

3. TV LCD

LCD (Liquid Crystal Display) TV adalah teknologi pada TV yang menggunakan liquid crystal technology untuk memproduksi gambar, umunya seperti yang terdapat pada monitor PC yang beredar di pasaran saat ini. TV LCD menghasilkan kualitas gambar yang tinggi. TV LCD dapat dibuat sangat tipis, yang membuatnya hemat ruangan, dan pengguna dapat leluasa menempatkannya dimana saja bahkan dengan cara menmpelkan di tembok.
TV LCD
Kelemahan mendasar dari LCD TV ini pada umumnya dapat Anda rasakan ketika menonton TV terutama di ruang yang kurang pencahayaan. Jika dibandingkan dengan jenis TV lainnya, LCD TV akan menghasilkan kualitas gambar dan kontras yang kurang baik apabila dilihat dari sudut yang lebih lebar.

4. TV LED

LED (Light Emitting Diode) TV merupakan salah satu perkembangan terbaru pada TV yang pada dasarnya mengadopsi sistem pada LCD TV, namun sudah dilengkapi dengan teknologi LED Back Light. Karena ukuran lampu LED yang jauh lebih kecil daripada lampu neon, hal ini memungkinkan produsen LED TV untuk membuat TV dengan ukuran yang jauh lebih tipis daripada LCD TV.
TV dengan jenis ini jelas lebih unggul di antara jenis TV pendahulunya; dengan tingkat ketajaman gambar dan gradasi yang setara LCD TV, lebar sudut pandang yang setara Plasma TV, dan pengaturan gerak (motion-handling) yang melebihi TV Tabung. Selain itu, LED TV dapat dikatakan jauh lebih unggul dibandingkan LCD TV biasa dilihat dari tingkat kontrasnya yang sangat tinggi (1,000,000 : 1), konsumsi listrik yang jauh lebih rendah, dan lebih ramah lingkungan.
TV LED
Menonton televisi berkaitan dengan perilaku menetap (sedentary behavior) seperti duduk dan berbaring dalam waktu lama tanpa mengeluarkan energi, terlalu banyak menonton televisi ditengarai berdampak negatif bagi kesehatan. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa menonton televisi dalam waktu lama mempunyai korelasi dengan indeks massa tubuh yang lebih tinggi, tingkat kebugaran yang lebih rendah, dan tingkat kolesterol darah yang lebih tinggi.Semakin sering seseorang menonton televisi pada saat masih anak-anak, semakin tinggi kemungkinannya untuk mengalami obesitas pada saat dewasa. Menonton televisi dan perilaku menetap lainnya juga berasosiasi dengan semakin tingginya risiko kanker kolorektal, endometrial, ovarium, dan prostat serta risiko penyakit kardiovaskular.

Dalam jangka pendek, menonton tv juga berpengaruh terhadap kesehatan mata. Sekarang banyak kita jumpai anak usia SD sudah memakai kacamata dikarenakan terlalu banyak menonton televisi dan menggunakan gadget diatas batas pemakaian rata-rata. Penyakit mata bisa dikarenakan banyak faktor. Jarak pandang yang terlalu dekat dan dalam kurun waktu yang lama, merupakan beberapa faktor dari munculnya penyakit mata.

Ada rumus untuk menghitung jarak aman menonton televisi agar tidak berefek buruk terhadap mata kita. Rumus inipun juga berlaku secara internasional.

Rumus jarak aman nonton TV = Ukuran layar televisi (inchi) x 5

Ukuran layar televisi adalah jarak diagonal layar dari ujung layar kiri atas ke ujung layar kanan bawah. Berikut ini jarak aman menonton TV berdasarkan rumus tersebut :
  • 14 inchi = 1,78 meter
  • 17 inchi = 2,16 meter
  • 20 inchi = 2,54 meter
  • 21 inchi = 2,67 meter
  • 29 inchi = 3,67 meter
  • 32 inchi = 4,07 meter
  • 50 inchi = 6,35 meter
Tips Aman Menonton Televisi

  1. Pilihlah televisi yang berbentuk Plasma, LCD atau LED. Karena televisi ini dipercaya lebih baik daripada televisi yang model lama dalam hal pencahayaan dan kualitas gambar.
  2. Apapun jenis televisi yang anda punya, saran saya selalu pilih settingan warna yang tidak terlalu cerah (contrast) dan pilih settingan yang sekiranya bikin mata kita nyaman untuk melihat televisi itu walau dalam waktu yang cukup lama.
  3. Atur jarak pandang atau tempat duduk anda sesuai dengan standar keamanan menonton televisi seperti rumus yang saya utarakan di atas.
  4. Seringlah berkedip dan tidak terpaku terlalu lama pada layar Berkedip menjaga mata tetap bersih dan terlindungi dari kekeringan serta iritasi. Mata yang terlalu lama tidak berkedip akan membuat kelopak kering dan tidak baik bagi mata itu sendiri.
  5. Pencahayaan yang tepat Nyalakan lampu ruangan sembari anda menonton televisi agar pupil mata tidak terlalu keras bekerja. Menyalakan lampu ruangan sebagai penyeimbang cahaya yang keluar dari TV.
  6. Sesuaikan posisi menonton Usahakan menonton dengan posisi duduk, dan tidak dalam posisi tiduran sehingga fokus mata dapat terjaga. Pada jangka panjang, pemaksaan mata untuk fokus pada satu cahaya memusat ini akan berakibat penglihatan terganggu.
  7. Yang terakhir, kontrol waktu anda menonton televisi. Sering lakukan kegiatan lain dengan keluarga anda yang tentu lebih mengasyikkan daripada menonton televisi.

Source :
https://id.wikipedia.org/wiki/Televisi
http://www.arjunaelektronik.com/perbandingan-tv-tabung-plasma-lcd-dan-led-tv/
Previous
Next Post »

2 comments

Click here for comments
Joglo Review
admin
25 February 2018 at 15:16 ×

KALAU SAYA SUKA BERGADANG SAAT NONTON TV GAN , APALAGI KALAU ADA SIARAN BOLA SAMPAI LARUT MALAM

Reply
avatar
Viko Darma
admin
31 July 2018 at 23:30 ×

Sama gan, yang penting safety first. |o|

Reply
avatar