Seperti saya jelaskan di tulisan saya sebelumnya berjudul epidemiologi penyakit zika, bahwa penularan penyakit zika disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti. Maka pencegahan yang kita lakukan tidak beda dengan cara kita mencegah penyebaran penyakit DBD. Namun sebelum kita membahas hal tersebut, berikut beberapa hal penting yang perlu anda ketahui.
1. Tanda dan Gejala
Masa inkubasi (dari pertama terjangkit hingga munculnya tanda-tanda penyakit) dari virus zika masih belum diketahui pasti namun dugaan sementara masa inkubasinya adalah beberapa hari (kurang dari satu minggu). Gejala yang muncul tidak jauh beda dengan infeksi arbovirus lainnya yaitu demam, rash pada kulit, mata merah, nyeri sendi, lemas dan pusing. Gejala tersebut bersifat ringan dan berlangsung hingga 2 - hari.
Ketika terjadi KLB penyakit zika di Brazil, otoritas kesehatan setempat telah melakukan observasi peningkatan infeksi virus zika pada masyarakat umum dengan peningkatan kelahiran bayi dengan kondisi microcephaly (kepala kecil) di bagian timur laut Brazil. Ibu hamil yang terinfeksi virus Zika berpotensi melahirkan bayi dengan mikrosefali atau kecacatan pertumbuhan otak pada tahun ini. Di Brazil, lebih dari 2700 kasus microcephaly ditemukan sepanjang tahun 2015 pada ibu hamil yang terinfeksi virus Zika melalui gigitan nyamuk. Walaupun ada beberapa bukti yang menguatkan dugaan keterkaitan antara virus zika dan kelahiran bayi microcephaly, namun penyelidikan lebih lanjut perlu dilakukan sebelum kita mengetahui dengan pasti hubungan antara virus zika dan microcephaly pada bayi.
2. Diagnosis
Virus zika dapat didiagnosis menggunakan pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) dan isolasi virus dari sampel darah penderita. Diagnosis viruz zika bisa sulit dilakukan karena virus ini dapat bereaksi silang terhadap flavivirus lainnya seperti demam berdarah, west nile dan yellow fever.
3. Penanganan
Penyakit zika biasanya berkadar ringan dan tidak memerlukan penanganan spesifik. Penderita penyakit zika dianjurkan banyak istirahat, perbanyak minum air, dan meminum obat untuk meredakan demam dan nyeri yang diderita. Jika keadaaan semakin memburuk, sebaiknya segera dibawa ke layanan kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit terdekat. Sementara vaksin untuk virus zika belum ada. Bahkan kabar dari Amerika menyebut bahwa vaksin virus zika baru ada sekitar 10 tahun lagi.
4. Mencegah Penularan Penyakit Zika
Beberapa negara seperti Inggris dan Amerika telah mengeluarkan travel warning bagi warganya yang akan berkunjung ke negara yang terjangkiti penyakit zika. Walupun Kementerian Kesehatan Indonesia belum memberlakukan travel warning, tapi kita dihimbau untuk menunda perjalanan ke negara tersebut.
3 M Plus |
Virus zika ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes. Nyamuk yang sama dengan nyamuk pembawa penyakit DBD, chikungunya dan yellow fever. Jadi untuk mencegah penularan penyakit zika seperti layaknya mencegah penyakit DBD yaitu menekan angka pertumbuhan nyamuk aedes dengan melakukan 3M Plus.
- Menguras
- Menutup
- Mengubur atau Mendaur Ulang
Adapun plus nya adalah segala bentuk pencegahan seperti :
- Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan
- Menggunakan obat nyamuk
- Menggunakan kelambu pada saat tidur
- Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
- Menanam tanaman pengusir nyamuk
- Mengatur cahaya dan ventilasi rumah
- Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah.
Sumber :
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/zika/en/
http://www.depkes.go.id/article/print/15010200002/waspada-dbd-di-musim-pancaroba.html
ConversionConversion EmoticonEmoticon