Di tulisan saya kali ini, kita akan membahas tentang obesitas. Karena obesitas merupakan faktor resiko yang sering kita jumpai saat ini dan sangat berdampak negatif kepada kesehatan kita. Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadi penimbunan lemak yang berlebihan pada tubuh yang dapat menimbulkan resiko bagi kesehatan (WHO, 2013)
Tanda-tanda obesitas yaitu adanya timbunan lemak yang berlebihan pada bagian :
1. Pola makan
1. Melalui pengukuran IMT (Indeks Massa Tubuh)
Mengukur BB dan TB untuk mendapatkan nilai indeks massa tubuh yang nantinya digunakan dalam menentukan klasifikasi atau derajat obesitas. Pengukuran IMT tidak dapat dilakukan terhadap ibu hamil, atlit, penimbunan cairan yang tidak normal (kaki, perut)
Rumus penentuan IMT adalah:
IMT = Berat Badan (kg)
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)
Contoh : Ibu Nia mempunyai berat badan 80 kg dan tinggi badan 160 cm. Maka cara perhitungan IMT ibu Nia adalah sebagai berikut
IMT = 80 = 80 = 31,25
(1,6) x (1,6) 2,56
Setelah mengukur IMT maka kita dapat menentukan klasifikasi obesitas seseorang dengan menggunakan tabel berikut.
Sumber : WHO Asia Pasific (2000)
2. Melalui pengukuran lingkar pinggang dan lingkar pinggul
Pengukuran lingkar pinggang bisa menggunakan metelin atau alat ukur lingkar pinggang begitu juga dengan lingkar pinggul. Rasio lingkar pinggang dan pinggul pada laki-laki normalnya adalah < 1 meter dan pada wanita normalnya adalah < 0,8 meter.
Bahaya Obesitas
1. Bahaya bagi kesehatan
2. Dampak Sosial
Sumber : Buku Waspadai Obesitas Kementerian Kesehatan Tahun 2014
Tanda-tanda obesitas yaitu adanya timbunan lemak yang berlebihan pada bagian :
- Atas dada, pundak, leher, muka, lengan (tipe apel)
- Bawah perut, pinggul, paha (tipe pir)
- Perut atas, pinggang dan perut bawah (obesitas sentral)
1. Pola makan
- makan berlebihan (porsi) besar
- sering makan dan tidak teratur
- sering mengemil (kudapan)
- makan dalam jumlah banyak dalam waktu singkat (terburu-buru)
- menghindari makan pagi sehingga menambah porsi makan siang dan atau malam
- banyak mengkonsumsi makanan gorengan, berlemak dan manis-manis
- mengkonsumsi makanan siap saji dan olahan
- kurang makan sayur dan buah buahan
- sering nonton TV, bermain komputer, game, tanpa melakukan aktivitas fisik lebih dari 2 jam per hari
- kurang latihan fisik (olahraga)
- aktivitas fisik yang dilakukan secara terus menerus kurang dari 30 menit per hari
- kurang gerak ( misalnya lebih senang menggunakan kendaraan bermotor daripada jalan kaki, menggunakan lift daripada tangga, dsb)
- genetik
- ketidakseimbangan hormonal
- terapi obat tertensu seperti kosteroid
- kontrasepsi oral
- gangguan psikologis (stress)
- kondisi medis lain
1. Melalui pengukuran IMT (Indeks Massa Tubuh)
Mengukur BB dan TB untuk mendapatkan nilai indeks massa tubuh yang nantinya digunakan dalam menentukan klasifikasi atau derajat obesitas. Pengukuran IMT tidak dapat dilakukan terhadap ibu hamil, atlit, penimbunan cairan yang tidak normal (kaki, perut)
Rumus penentuan IMT adalah:
IMT = Berat Badan (kg)
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)
Contoh : Ibu Nia mempunyai berat badan 80 kg dan tinggi badan 160 cm. Maka cara perhitungan IMT ibu Nia adalah sebagai berikut
IMT = 80 = 80 = 31,25
(1,6) x (1,6) 2,56
Setelah mengukur IMT maka kita dapat menentukan klasifikasi obesitas seseorang dengan menggunakan tabel berikut.
KATEGORI | IMT (kg/m2) |
Pra Obesitas | 23 - 24,9 |
Obesitas I | 25,0 - 29,9 |
Obesitas II | ≥ 30 |
2. Melalui pengukuran lingkar pinggang dan lingkar pinggul
Pengukuran lingkar pinggang bisa menggunakan metelin atau alat ukur lingkar pinggang begitu juga dengan lingkar pinggul. Rasio lingkar pinggang dan pinggul pada laki-laki normalnya adalah < 1 meter dan pada wanita normalnya adalah < 0,8 meter.
Bahaya Obesitas
1. Bahaya bagi kesehatan
- Obesitas berisiko 2 (dua) kali lipat mengakibatkan terjadinya jantung koroner (serangan jantung), stroke, diabetes militus (kencing manis), hipertensi (tekanan darah tinggi)
- Obesitas beresiko tinggi untuk mengakibatkan penyakit kanker (laki laki beresiko tinggi untuk menderita kanker usus besar dan kelenjar prostat) sedangkan pada wanita beresiko tinggi menderita kanker payudara dan kanker leher rahim (serviks)
- Obesitas beresiko 3 (tiga) kali lipat terkena batu empedu
- Obesitas beresiko meningkatkan lemak dalam darah dan asam urat
- Obesitas beresiko mengakibatkan terjadinya sumbatan nafas ketika sedang tidur
- Obesitas dapat mengakibatkan menurunnya tingkat kesuburan reproduksi
2. Dampak Sosial
- Obesitas mengakibatkan gerakan menjadi lambat sehingga dapat mengakibatkan menurunnya produktivitas kerja
- Mengurangi rasa percaya diri
- Obesitas mengakibatkan penampilan kurang menarik
- Menarik diri dari pergaulan
Sumber : Buku Waspadai Obesitas Kementerian Kesehatan Tahun 2014
ConversionConversion EmoticonEmoticon