Ikan buntek atau ikan buntal
adalah salah satu jenis ikan laut yang dipercayai sebagai vertebrata paling
beracun di dunia setelah Katak Racun Emas. Ikan buntal memiliki nama yang
berbeda-beda di setiap daerah, di Indonesia sering dikenal dengan nama ikan
buntek. Tubuh ikan buntal dapat
mengembang seperti balon dan mengeluarkan duri tajam, hal ini dilakukan untuk
melindungi diri dari mangsa yang akan mengganggunya. Selain itu, ikan buntal ini
juga memiliki racun yang terkandung di dalam tubuhnya. Spesies ini umumnya
dapat tumbuh hingga memiliki panjang 8-14 inci (20-35 cm), mencapai maksimum 20
inci (50 cm) dan penyebaran ikan ini adalah di perairan tropis seluruh dunia.
Racun yang terkadung dalam ikan
buntal adalah jenis Tetrodotoxin (TTX). Berdasarkan beberapa penelitian yang
salah satunya dilakukan oleh National University Of Singapore mengungkapkan
bahwa racun tetrodotoxin yang ada pada ikan buntal memiliki kekuatan 20 kali
lebih mematikan daripada sianida. 2 mg Tetrodotoxin merupakan dosis yang cukup lethal (mematikan) bagi manusia. Racun
ini sangat mematikan dan bereaksi sangat cepat antara setengah jam hingga 3 jam
setelah mengkonsumsi racun dari ikan buntal. Selain di kulitnya, Racun tetrodotoxin
pada ikan buntal banyak terkandung di dalam organ dalamnya seperti hati dan
telurnya. Racun tetrodotoxin ada di dalam tubuh ikan buntal karena ikan ini
memakan hewan lain yang mengadung bakteri tetrodotoxin laden dan seiring waktu
tubuh ikan buntal membuat kekebalan tubuhnya terhadap racun tetrodotoxin.
Gejala awal keracunan ditandai
dengan rasa mual, pusing, muntah-muntah, kesemutan pada tangan dan kaki. Racun
ini menghalangi aliran sodium dalam tubuh hewan atau manusia yang memakannya,
melumpuhkan otot sementara korban masih dalam keadaan sadar. Korban tidak bisa
bernapas dan akhirnya bisa meninggal dalam keadaan asphyxiation (darah dalam
tubuh kekurangan pasokan oksigen). Sampai sekarang belum ditemukan antidot dari
racun ini, perawatan standar untuk menolong korban keracunan ini adalah
membantu sistem respirasi dan sirkulasi sampai racun dimetabolisme dan
dikeluaran oleh tubuh korban.
Penanganan yang bisa dilakukan
apabila ada kerabat atau tetangga yang terkena racun ikan buntal adalah segera bawa
korban ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. Penanganan pertama biasanya
adalah kumbah lambuh untuk mencegah masuknya racun ke bagian tubuh lain.
Penanganan ini harus dilakukan sebelum 30 menit pertama setelah korban memakan
masakan ikan buntal yang terpapar racun. Pada beberapa kasus tertentu, racun
ikan buntal ini pun masih dapat bereaksi hingga 6 jam setelah kumbah lambung
apabila proses kumbah lambungnya terlambat.
Ikan Fugu (Sumber Gambar : id.wikipedia.org) |
Di Jepang, ikan buntal dikenal
dengan istilah fugu. Sudah ada peternakan fugu non toxic dimana fugu yang
diternakkan dijauhkan dari hewan-hewan yang mengandung bakteri tetrodotoxin
laden. Sehingga fugu yang diternak tidak mengandung toxin. Namun tetap dalam
pengolahannya harus dilakukan oleh koki-koki handal yang memiliki sertifikat dari
Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang. Sejak tahun 1958,
koki Fugu harus mendapatkan lisensi untuk mempersiapkan dan menjual Fugu untuk
umum, diperlukan pelatihan 2-3 tahun. Proses ujian lisensi terdiri dari uji
tertulis, uji identifikasi ikan dan uji praktik; mempersiapkan dan memakan
ikan. Hanya 35 % pelamar yang lulus. Kesalahan kecil menyebabkan kegagalan
atau, jarang, kematian. Konsumen percaya bahwa proses pelatihan ini membuat
memakan Fugu di restoran atau pasar aman. Secara komersial Fugu diternakkan di
lingkungan yang menyebabkan ikan tidak terlalu beracun. Mulai tahun 2012,
restoran di Jepang dapat menjual Fugu dalam bungkusan yang telah diolah oleh
pelaksana yang telah berlisensi.
1 comments:
Click here for commentssiapa bilang dengan modal kecil tidak bisa menang banyak?
Dengan modal Rp20.000,
Anda bisa menang "Puluhan Juta" !!!
Hanya di Sinidomino. com
Untuk info lebih lanjut, Hubungi :
-Pin BBM : D61E3506 (24 jam Online )
dewa poker
ConversionConversion EmoticonEmoticon