Sistem
Manajemen Mutu (SMM) atau Quality Management System (QMS) beorientasi pada
kepuasan pelanggan. Kualitas barang atau jasa
mempengaruhi derajat kepuasan pelanggan sehingga dalam pemenuhan barang
dan jasa harus mempertimbangkan pandangan pelanggan. Pada ISO 9001:2015
terdapat 7 Prinsip Manajemen Mutu yaitu :
a.
Customer focus
Fokus pada pelanggan
dan berusaha melampaui harapan pelanggan
b.
Leadership
Pemimpin dari semua
tingkatan menyatukan tujuan dan menciptakan kondisi semua orang terlibat dalam
mencapai sasaran organisasi
c.
Engagement of people
Kompeten, mampu
diberdayakan, dan keterlibatan orang-orang di semua tingkatan.
d.
Process approach
Aktivitas-aktivitas
organisasi dapat dimengerti dan dikelola sebagai proses yang saling berkait,
berfungsi sebagai suatu sistem yang utuh.
e.
Improvement
Selalu focus terhadap
perbaikan secara berkelanjutan
f.
Evidence-Based
Pengambilan keputusan
berdasarkan analisis dan evaluasi data dan informasi yang akurat
g.
Relationship Management
Organisasi mengelola
hubungan baik dengan pihak-pihak yang berkepentingan termasuk para pemasoknya.
Sedangkan
Hensler dan Brunell menyampaikan ada 4 prinsip utama dalam Manajemen Mutu
Terpadu :
a.
Kepuasan Pelanggan
Semakin
tinggi nilai yang diberikan, semakin besar pula kepuasan pelanggan
b.
Respek terhadap semua orang
Pegawai
merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai, karena itu setiap orang
diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam meningkatkan kinerja dan
diperlakukan dengan baik
c.
Manajemen berdasarkan fakta
Setiap
keputusan yang diambil berdasarkan data yang akurat dan bukan sekedar pada
perasaan.
d.
Perbaikan berkesinambungan
Setiap
organisasi memerlukan proses sistematis dalam melaksanakan perbaikan secara
berkesinambunga. Konsep yang digunakan adalah plan, do, chect, act, analyze.
Untuk
membangun sistem manajemen mutu, diperlukan tahapan-tahapan yang saling
terkait. Tahapan-tahapan ini bermakna sama dengan fungsi-fungsi dalam manajemen
secara umum hanya saja difokuskan untuk meningkatkan kualitas/mutu. Berikut
tahapan membangun sistem manajemen mutu atau QMS ( Suardi, 2004) yang
disesuaikan dan mengacu pada ISO 9000 :
1.
Tahap Perencanaan
Tahapan
ini terdiri dari :
a.
Mengidentifikasi dan menetapkan tujuan
yang ingin dicapai agar dapat menyusun langkah-langkah untuk mencapainya.
b.
Mengidentifikasi hal-hal lain yang
diharapkan
c.
Mencari/memperoleh informasi standar
mutu missal ISO yang relevan dengan manajemen mutu yang akan dibangun.
d.
Pemetaan proses, tujuannya untuk
melihat proses-proses yang selama ini terpisah, melihat keterkaitan dan
merangkainya menjadi rangkaian proses yang terpadu dan saling terhubung.
e.
Mengadopsi dan menerapkan standar
tertentu, misalnnya ISO 9001-2008
f.
Menentukan gap antara sistem manajemen
organisasi yang ada dengan sistem manajemen-organisasi berdasarkan standar yang
diacu
g.
Mengidentifikasi tindakan/upaya/solusi
yang diperlukan dengan memperhatikan gap
2.
Tahap Pelaksanaan
Terdiri
dari langkah-langkah sebagai berikut :
a.
Menyusun rencana tindak lanjut yang
diperlukan, sesuai dan untuk memenuhi standar yang ditentukan missal ISO
9000:2008 antara lain berisi
1)
Prosedur yang perlu dibuat
2)
Bagian ISO 9001:2008 yang sesuai
dengan organisasi
3)
Staf dan tim kerja yang bertanggung
jawab
4)
Persetujuan yang diperlukan
5)
Pelatihan pegawai yang relevan
6)
Sumber daya yang diperlukan
7)
Perkiraan waktu penyelesaian – jadwal kerja
b.
Mengimplementasikan rencana
1)
Melaksanakan rencana secara konsisten
2)
Pengendalian oleh pimpinan, yang
memberi perhatian khusus terhadap kemajuan pelaksanaan rencana, utamanya pada
kelemahan atau hambatan dalam menerapkan rencana dan tindakan-tindakan yang
sulit dilaksanakan untuk dicari solusinya.
3.
Tahap Penilaian
a.
Melakukan penilaian internal, untuk
melihat sejauh mana sistem manajemen mutu yang dilaksanakan efektif dan sesuai
dengan persyaratan standar yang dijadikan pedoman.
b.
Jika ada kekurangan, dilakukan
perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
Penerapan
sistem manajemen mutu juga bisa mengalami hambatan. Menurut (Suardi, 2004)
terdapat beberapa hambatan yang sering dijumpai :
1. Pimpinan yang kurang kompeten
2. Kekurangan sumber daya
3. Partisipasi pimpinan dan pegawai masih
kurang
4. Keterbatasan waktu
5. Pemahaman yang kurang
6. Pengendalian dan pemantauan yang
kurang
7. Pembatasan eksternal
Untuk
mengatasi hambatan-hambatan tersebut, dapat dilakukan beberapa upaya antara
lain:
1. Mengadakan pertemuan/reviu berkala
2. Infrastruktur untuk implementasi
3. Mengadakan pelatihan yang diperlukan
4. Membuat indikator kinerja dan target
yang terukur
5. Menyediakan sumber daya yang memadai
6. Membangun komunikasi antar pimpinan,
staf dan seluruh komponen untuk terlibat aktif dalam membangun sistem manajemen
mutu.
ConversionConversion EmoticonEmoticon