BAB
1
DEFINISI
DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN
STRATEGIS
I.
Definisi Manajemen Strategi
Manajamen strategis didefinisikan sebagai suatu rangkaian keputusan dan
tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi rencana untuk mencapai
tujuan perusahaan (Pearce II & Robinson,Jr,)
Manajemen strategis sebagai serangkaian keputusan
dan tindakan manajerial yang mengarah kepada penyusunan strategis yang efektif
untuk mencapai tujuan organisasi atau suatu proses penyusunan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan strategis untuk
mencapai tujuan organisasi (Glueck, 1988).
Manajemen
strategis sebagai serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang mengarah
kepada penyusunan strategis yang efektif untuk mencapai tujuan organisasi atau
suatu proses penyusunan (formulating),
penerapan (implementing) dan evaluasi
(evaluating) keputusan strategis
untuk mencapai tujuan organisasi (Robbins, 1998).
Manajemen
strategis sebaiknya tidak dipahami sebagai “tugas”, tetapi dipahami sebagai
“disiplin”. Dengan demikian, manajemen strategis bukan tugas kelompok orang
dalam organisasi, melainkan sebagai suatu metode berpikir yang sebaiknya
dimiliki oleh setiap karyawan organisasi (Miller, 1998).
Manajemen strategis adalah ilmu tentang
perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang
memungkinkan organisasi mencapai tujuannya(David, 2009).
Manajemen
strategi adalah apa yang dilakukan oleh manajer untuk mengembangkan strategi
organisasi (Robbins & Coulter, 2010) .
Dari
beberapa pengertian tentang manajemen strategis yang dikemukakan oleh para
ahli, dapat disimpulkan bahwa manajemen strategi merupakan sebuah proses
penyusunan, penerapan, dan evaluasi untuk mencapai tujuan organisasi.
II.
Manfaat
Manajemen Strategi
Manajemen strategi terdiri atas sembilan tugas penting :
1.
Merumuskan
misi perusahaan, termasuk pernyataan umum mengenai intensi, falsafah, dan
tujuan perusahaan.
2.
Melakukan
analisis yang mencerminkan kondisi internal dan kemampuan perusahaan.
3.
Menilai
kondisi eksternal perusahaan, termasuk pesaing dan faktor – faktor konsektual
umum.
4.
Menganalisis
pilihan – pilihan yang dimiliki oleh perusahaan dengan menyusaikan sumber daya
yang dimiliki dengan lingkungan eksternal.
5.
Mengidentifikasi
pilihan yang paling diinginkan dengan mengevaluasi setiap pilihan yang ada
sesuai dengan misi perusahaan.
6.
Memilih
rangkaian tujuan jangka panjang dan strategi utama yang dapat menghasilkan
pilihan yang paling diinginkan.
7.
Merancang
tujuan – tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan rangkaian
tujuan jangka panjang dan strategi utama yang telah dipilih.
8.
Mengimplementasikan
pilihan strategis sesuai dengan anggaran alokasi sumber daya, yakni
menyesuaikan tugas – tugas yang akan dilaksanakan, para pelaksana, struktur,
teknologi, dan sistem penghargaan merupakan hal yang ditekankan.
9.
Mengevaluasi
keerhasilan proses strategi sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan
pada masa yang akan datang.
BAB 2
VISI, MISI, NILAI DASAR, DAN STRATEGI
I.
Visi
A. Pengertian
Visi adalah
serangkaian kata-kata bahkan rangkaian kalimat mengungkapkan impian, cita-cita,
rencana, harapan sebuah perkumpulan, perusahaan, organisasi yang ingin dicapai
di masa mendatang.
Visi juga dapat dikatakan sebagai sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk
organisasi demi menjamin kesuksesan dan kelestarian organisasi/ perusahaan
jangka panjang. Dengan kata lain dapat diekspresikan visi merupakan ‘want to
be’ dari perkumpulan, perusahaan
ataupun organisasi.
Visi menyajikan maksud strategis
perusahaan yang memfokuskan energi dan sumber daya perusahaan pada pencapaian
masa depan yang diinginkan (Pearce & Robinson, 2008)
Visi menggambarkan aspirasi dasar
atau mimpi dari sebuah orgaisasi, yang biasanya merupakan inisiatif pendiri
atau pemimpin organisasi dengan dukungan dari semua karyawan. Visi
menggambarkan keberhasilan masa depan yang ingin dicapai, berjangka waktu 10 –
20 tahun, bahkan 50 tahun kedepan.
B. Kegunaan
Organisasi atau perusahaan
membutuhkan visi yang dapat digunakan sebagai:
1)
Penyatuan
tujuan, arah dan sasaran perusahaan.
2)
Dasar untuk
pemanfaatan dan alokasi sumber daya serta pengendaliannya.
3)
Pembentukan dan
pembangunan budaya perusahaan (corporate culture).
C.
Kriteria
Menurut
Wibisono,2006., visi yang baik
memiliki kriteria sebagai berikut:
1)
Menyatakan cita
– cita atau keinginan perusahaan dimasa depan
2)
Singkat, jelas,
fokus dan merupakan standard of excellence.
3)
Realistis dan
sesuai dengan kompetensi organisasi
4)
Atraktif dan
mampu menginspirasikan komitmen serta antusianisme.
5)
Mudah diingat
dan dimengerti seluruh karyawan
6)
Dapat
ditelusuri tingkat kepercayaanya.
II.
Misi
A.
Pengertian
Misi
dapat didefinisikan sebagai alasan atau tujuan suatu organisasi berdiri. Misi
merupakan langkah awal dari proses pengembangan strategi perusahaan. Oleh
karena itu, sebuah misi yang efektif akan sangat membantu perusahaan dalam
memformulasikan strateginya (Luis et al, 2011).
Misi
yaitu maksud unik yang membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang
sejenis dan mengidentifikasikan lingkup operasinya dalam hal produk, pasar,
serta teknologi (Pearce & Robinson, 2008).
B.
Tujuan
Menurut (Wibisono,2006) Tujuan dari misi adalah mengkomunikasikan kepada
stakeholder, di dalam maupun di luar organisasi, tentang alasan pendirian
perusahaan dan ke arah mana perusahaan akan menuju.
C.
Tahap – tahap Penyusunan Misi
Menurut (Wibisono,2006) Tahap – tahap penyusunan Misi yang umumnya
dilakukan oleh perushaan atau organisasi adalah :
1)
Melakukan
proses brainstroming dengan mensejajarkan beberapa kata yang menggambarkan
organisasi.
2)
Penyusunan
prioritas dan pemfokuskan pada kata – kata yang paling penting.
3)
Mengkombinasikan
kata – kata yang telah dipilih menjadi kalimat atau paragraph yang
menggambarkan misi perusahaan.
4)
Mengedit kata –
kata sampai terdengar benar.
III.
Nilai Dasar
Nilai dasar merupakan landasan dasar yang
digunakan dalam penentuan tujuan organisasi ke depan yang sekaligus berfungsi
untuk membatasi tujuan organisasi. Nilai juga merupakan landasan organisasi dan
seluruh anggotanya dalam berperilaku untuk mencapai tujuan.
Beberapa pendapat para ahli berikut.
“Values are enduring, passionate, and distinctive core beliefs.
They’re guiding principles that never change. Values are why you do what you do
and what you stand for. Values are deeply held convictions, priorities, and
underlying assumptions that influence your attitudes and behaviors. They have
intrinsic value and importance to those inside the organization. Your core
values are part of your strategic foundation” (Olsen 2007).
“Values are
the articulation of the desired culture of the organization, ‘how things are
done around her’” ( Cooke & Rousseau 1988).
IV.
Strategi
Kata strategi berasal dari kata Strategos dalam bahasa Yunani merupakan
gabungan dari Stratosatau tentara dan ego atau pemimpin. Suatu strategi
mempunyai dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi pada
dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan.
Menurut (Marrus,2003) strategi
didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang
berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara
atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Menurut (Quinn,1999) Strtegi
adalah sautu bentuk atau rencana yang mengintegrasikan tujuan utama, kebijakanm
- kebijakan dan rangkaian tindakan dalam suatu organisasi menjadi suatu
kesatuan yang utuh. Strategi diformulasikan dengan baik akan membantu
penyusunan dan pengalokasian sumber daya yang dimiliki perusahaan menjadi suatu
bentuk yang unik dan dapat bertahan. Strategi yang baik disusun berdasarkan
kemampuan internal dan kelemahan perusahaan, antisipasi perubahan dalam
lingkungan, serta kesatuan pergerakan yang dilakukan oleh mata - mata musuh.
Dari kedua pendapat diatas, maka
strategi dapat diartikan sebagai suatu rencana yang disusun oleh manajemen
puncak untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Rencana ini meliputi : tujuan,
kebijakan, dan tindakan yang harus dilakukan oleh suatu organisasi dalam
mempertahankan eksistensi dan menenangkan persaingan, terutama perusahaan atau organisasi
harus memilki keunggulan kompetitif.
Menurut
tipikal bisnis perusahaan biasanya mempertimbangkan tiga tipe strategi strategi
korporat, strategi bisnis, dan strategi fungsional (Wheelen and Hunger, 2012).
a.
Strategi korporat
Menyatakan bahwa secara keseluruhan
direksi perusahaan memiliki sikap secara umum terhadap pertumbuhan bisnis dan
manajemen bisnis yang berbeda-beda dan memiliki beberapa lini produk. Tipikal
strategi korporat dikatakan sehat dengan tiga kategori yaitu stabilitas,
pertumbuhan, dan penghematan.
b.
Strategi bisnis
Strategi bisnis terjadi pada unit
bisnis atau level produk, dan menekankan peningkatan posisi yang kompetitif
dari produk atau jasa perusahaan di industriyang spesifik atau segmen pasar
yang telah dilakukan unit bisnis. Strategi bisnis dikatakan sehat dengan dua
kategori yaitu strategi yang kompetitif dan kooperatif.
c.
Strategi fungsional
Strategi ini menggunakan pendekatan
yang melalui area fungsional untuk mencapai tujuan perusahaan dan unit bisnis
dan strategi untuk memaksimalkan produktifitas sumber daya.
BAB 3
FUNGSI MANAJEMEN STRATEGIS
Manajemen strategis memiliki berbagai fungsi
yang telah diidentifikasi dan dikatakan menguntungkan bagi organisasi yang
menggunakannya. Definisi manajemen strategis (Pearch dan Robinson 1997) adalah
kumpulan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan
(implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran
organisasi. Menurut J. Kim Dedee (dikutip dalam David 2006), manfaat dasar dari
manajemen stratejik adalah memungkinkan manajer di seluruh perusahaan untuk:
1.
Mengantisipasi lingkungan yang berubah.
2.
Menggabungkan falsafah jangka panjang yang
mendasar ke dalam perusahaan.
3.
Memperhatikan konsekuensi jangka panjang dari
beberapa keputusan saat sekarang.
4.
Memperbaiki komunikasi.
5.
Melebihi pesaing dalam industri yang sama
dalam jangka panjang.
Organisasi
diharapkan memiliki sikap yang proaktif dalam menyikapi perubahan lingkungan
bisnis, tidak sekedar reaktif. Bahkan, bukan tidak mungkin mereka sekedar
diharapkan hanya memberikan respon terhadap perubahan lingkungan bisnis, tapi
juga mempengaruhi, mengarahkan dan membentuknya. Dengan demikian, organisasi
memiliki kesiapan yang lebih cukup untuk mengantisipasi dan mengeksploitasi
peluang bisnis yang muncul.
Penelitian
mengindikasikan bahwa organisasi yang menggunakan konsep manajemen stratejik
lebih menguntungkan dan berhasil dibandingkan organisasi lain yang tidak
menggunakannya. Organisasi
yang menggunakan konsep manajemen stratejik menunjukkan perbaikan yang
signifikan dalam penjualan, profitabilitas, dan produktifitas. Pada perusahaan
yang menerapkan sistem manajemen stratejik menunjukkan kinerja keuangan jangka
panjang yang lebih baik.
Selain
membantu perusahaan menghindari kegagalan finansial, manajemen stratejik juga
memberi manfaat non finansial, seperti meningkatkan kesadaran atas ancaman
eksternal, pemahaman yang lebih baik atas strategi pesaing, dan meningkatkan
produktifitas karyawan.
Terdapat
banyak fungsi dari manajemen strategis untuk berbagai sektor perusahaan.
Beberapa fungsi manajemen strategis di perusahaan meliputi:
1.
Fungsi
manajemen strategi mendefinisikan strategi organisasi. Definisi strategi adalah
ketika organisasi mampu memutuskan apa tujuannya dan berjalan selangkah lebih
maju dalam mencapai tujuannya. Para manajer adalah orang yang mendefinisikan
strategi organisasi, sedangkan para pekerja perusahaan menempatkan upaya untuk
mencapai tujuan.
2.
Mengembangkan
atau membentuk rencana strategis perusahaan. Rencana strategis yang melekat
pada departemen organisasi akan dicapai untuk kepentingan seluruh komponen
organisasi.
3.
Menanamkan
perubahan dalam organisasi atau apa yang disebut implementasi strategis.
Implementasi strategis dalam suatu organisasi dihadapkan dengan banyak
tantangan seperti pekerja menolak untuk memiliki perubahan dalam organisasi.
Pada saat seperti itu, sulit bagi organisasi untuk mencapai tujuannya. Namun,
fungsi manajemen strategis membantu mempengaruhi orang-orang tertentu yang
memiliki pengaruh besar sehingga mereka akan dapat memotivasi karyawan lain
untuk menerima perubahan.
4.
Membuat
organisasi memiliki keunggulan kompetitif sehingga dapat meningkatkan
kinerjanya dalam suatu perusahaan. Hal ini dilakukan dengan cara mengevaluasi
operasi organisasi, organisasi pesaing dan merancang metode peningkatan kinerja
bisnis untuk bersaing dengan para pesaing.
5.
Memeriksa
atau memantau keberhasilan strategi yang telah dirancang sebelumnya. Pemantauan
dilakukan dengan tindakan memeriksa strategi di suatu perusahaan apakah sesuai
dengan harapan manajer atau tidak. Jika strategi tidak berjalan seperti apa
yang diharapkan, maka masalah yang menghambat kesuksesan dapat diatasi dan
tindakan yang dilakukan dapat membawa strategi tersebut kembali ke jalur awal
sesuai rencana kesuksesan yang telah dirancang.
Fungsi manajemen strategi sangat banyak meskipun ada
fungsi utama dan paling penting bagi organisasi. Untuk menuai keuntungan penuh dari
fungsi manajemen strategi, disarankan bahwa ada hubungan yang baik antara manajer
dan para pekerja. Umumnya dengan menggunakan fungsi manajemen strategi suatu
perusahaan dapat mencapai kesuksesan dan menciptakan keuntungan lebih yang
merupakan pertanda baik untuk investasi lebih lanjut. Maka dari itu, dapat
disimpulkan bahwa manajemen strategi mempunyai dua fungsi yaitu fungsi
finansial dan nonfinansial.
1.
Fungsi Finansial
a.
Meningkatkan penjualan
b.
Meningkatkan profitabilitas
c.
Menigkatkan produktifitas
2.
Fungsi Nonfinansial
a.
Meningkatkan kesadaran atas ancaman eksternal
b.
Pemahaman yang lebih baik atas strategi
pesaing
c.
Mengurangi keengganan untuk berubah
d.
Meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah
e.
Memberikan
arah jangka panjang yang akan dituju
f.
Membantu
organisasi beradaptasi pada perubahan yang terjadi
g.
Keterlibatan
anggota organisasi dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi mereka pada
tahap pelaksanaannya.
BAB 4
PERBEDAAN MANAJEMEN STRATEGI DAN OPERASIONAL
Dengan semakin pentingnya manajemen dalam
suatu organisasi, perlu adanya penerapan manajemen strategi dan manajemen operasional yang
berjalan secara beriringan, namun diantara keduanya memiliki perbedaan konsep.
Ditinjau dari perencanaannya, manajemen strategi dan operasional dapat
dibedakan secara lebih khusus, yaitu :
1.
Ditinjau dari Pengertian
a.
Perencanaan
strategi dapat disamakan sebagai tingkat atas dalam sebuah perencanaan jangka
panjang. Proses perencanaan ini diterapkan pada tingkat tertinggi organisasi
meliputi waktu relatif panjang serta mempengaruhi banyak bagian pada
organisasi.
b.
Perencanaan
operasional atau taktis adalah perencanaan dengan jangka yang lebih pendek dan
berkonsentrasi pada penyusunan rencana fungsional.
2.
Ditinjau
dari Tingkat di mana Perencanaan Dilakukan
“However, the distinctions between
strategic and operations plans are relative , not absolute. The major difference is the level at which
the planning is done” (Rue & Byars ,2005)
Berdasarkan kutipan di atas dapat diambil
pengertian bahwa perbedaan terbesar antara perencanaan strategi dan operasional
terletak pada tingkatan saat perencanaan tersebut dilaksanakan. Perencanaan
strategi disusun oleh manajer tingkat atas, sedangkan perencanaan operasional
disusun terutama oleh manajer tingkat rendah dan menengah. Manajemen strategi berlaku untuk seluruh organisasi,
membentuk tujuan, dan memposisikan organisasi dalam
lingkungannya. Manajemen yang menentukan rincian tentang bagaimana
tujuan secara keseluruhan untuk dicapai, kemudian disebut manajemen operasional.
3.
Ditinjau
dari Kerangka Waktu , Ruang Lingkup , dan Meliputi atau Tidaknya terhadap
Tujuan Organisasi yang Sudah Diketahui
“Strategic
and operational plans differ in their time frame, scope, and wheter or not they
include a known set of organizational objectives” (Robbins,1998).
Berdasarkan penjelasan tersebut, rencana strategi dan operasional mempunyai perbedaan dalam kerangka waktu. Selain itu, juga memiliki perbedaan dalam
hal lingkup tujuan organisasi. Perbedaan tersebut
dapat diperjelas sebagai berikut.
a. Berdasarkan Waktu
Rencana strategi cenderung untuk memerlukan waktu tambahan, biasanya tiga tahun atau lebih sedangkan rencana operasional cenderung
digunakan sebagai perencanaan dengan jangka yang lebih pendek, biasanya
maksimal 1 tahun.
b. Berdasarkan Lingkup Tujuan Organisasi
Rencana
strategi mencakup perumusan tujuan, sedangkan rencana
operasional berasumsi pada tujuan. Rencana operasional menawarkan berbagai cara
untuk mencapai sejumlah tujuan ini.
Ditinjau dari pengendaliannya, manajemen strategi dan operasional dapat
dibedakan antara lain: (kontrol strategi dan kontrol
operasional)
1. Pengukuran :
a.
Pengendalian strategis memerlukan
data dari lebih banyak sumber.
1) Masalah kontrol khas
operasional menggunakan data dari sumber sangat sedikit.
b.
Pengendalian strategi memerlukan
data lebih banyak dari sumber eksternal. Keputusan strategi biasanya diambil berkaitan dengan lingkungan eksternal yang bertentangan dengan faktor operasi internal.
c.
Pengendalian strategis berorientasi
pada masa depan.
1)
Hal ini berbeda dengan keputusan pengendalian operasional
di mana data kontrol menimbulkan keputusan segera yang memiliki dampak langsung.
d.
Pengendalian strategi lebih
peduli dengan mengukur akurasi
premis keputusan. Keputusan operasi cenderung peduli dengan nilai kuantitatif
dari hasil tertentu.
e.
Standar pengendalian strategi
didasarkan pada faktor eksternal.
1)
Pengukuran standar untuk masalah operasi
dapat diatur secara adil oleh
kinerja masa lalu pada produk sejenis atau dengan operasi serupa saat ini sedang dilakukan.
f.
Pengendalian strategi bergantung
pada interval pelaporan variabel.
1)
Pengukuran operasi khas berkaitan dengan operasi selama beberapa periode waktu, misal: buah per minggu, laba per kuartal, dan sejenisnya.
2. Analisis:
a.
Model pengendalian
strategi adalah kurang tepat.
Hal ini berbeda dengan model pengendalian operasional, yang umumnya sangat
tepat dalam domain sempit mereka berlaku.
b.
Model pengendalian strategi kurang formal. Model
yang mengatur pertimbangan dalam masalah pengendalian strategis jauh lebih intuitif, oleh
karena itu, kurang formal.
c.
Variabel utama
dalam model pengendalian strategis
adalah struktural. Dalam pengendalian strategis, seluruh struktur dari masalah, yang diwakili oleh model, cenderung bervariasi, tidak hanya nilai-nilai parameter.
d.
Kebutuhan kunci
dalam analisis untuk pengendalian
strategi adalah fleksibilitas model. Hal ini berbeda dengan
pengendalian operasi, yang
perhitungan kuantitatif efisien biasanya paling
diinginkan.
e.
Kegiatan kunci
dalam analisis pengendalian
manajemen adalah generasi alternatif.
Ini berbeda dengan masalah pengendalian
operasional, di mana dalam banyak kasus semua alternatif kontrol telah ditetapkan di muka. Langkah kunci dalam analisis
operasi adalah untuk menemukan apa yang terjadi.
f.
Keterampilan kunci
yang diperlukan untuk analisis pengendalian
manajemen adalah kreativitas.
Dalam pengendalian operasional,
sebaliknya, review formal hasil untuk menemukan penyebab
berarti bahwa mereka keterampilan
yang diperlukan adalah kemampuan untuk
melakukan teknis, bahkan statistik, analisis data
yang diterima.
3. Tindakan:
a.
Hubungan antara tindakan
dan hasil yang lebih lemah
dalam pengendalian strategis. Hal ini tidak mengherankan, sebagai daerah
yang paling diinginkan untuk kontrol
dalam strategis masalah-lingkungan-adalah subjek paling tidak untuk
tindakan langsung.
b.
Variabel, tindakan penting dalam pengendalian strategis
organisasi.
Dalam masalah kontrol operasional,
faktor teknis seperti tingkat tenaga kerja, tingkat produksi,
pemilihan bahan, dan sejenisnya adalah tingkat
kontrol dominan.
c.
Tindakan alternatif
dalam pengendalian strategis kurang
mudah untuk memilih di muka. Dalam masalah kontrol strategis,
adalah mungkin untuk memilih semua
tanggapan tindakan mungkin untuk
data yang diterima di muka.
Dalam masalah kontrol operasional,
beberapa tanggapan yang mungkin biasanya dapat semua harus
dikerjakan sebelum data operasi
diterima.
d.
Yang terburuk, gagal memegang kendali strategis
menghilangkan tindakan bermanfaat. Dalam pengendalian operasi, dosa yang paling khas
adalah dari kelalaian (misalnya, keluhan tentang orang-orang terlalu banyak bekerja, cacat terlalu banyak, dan
persediaan terlalu banyak). Dalam
masalah kontrol strategis, dosa kelalaian jauh
lebih serius (misalnya, tidak pindah ke peluang bisnis ketika hadiah itu sendiri, bukan melakukan program sosial tertentu, tidak menerapkan sumber daya untuk memenuhi
tantangan bahwa dengan
cara yang terbaik).
e.
Waktu untuk pengendalian
strategis yang lebih lama. Periode
di mana kontrol memiliki dampak
lebih panjang untuk masalah strategis yang untuk masalah operasi.
f.
Waktu pengendalian
strategis adalah peristiwa
berorientasi.
Sebaliknya, keputusan operasi cenderung dilakukan secara
periodik, dan mereka biasanya diukur sesuai.
g.
Pengendalian strategis memiliki
pengulangan sedikit. Bahkan struktur adalah sama
dengan masalah masa lalu dari jenis
seperti, apalagi rincian teknis.
Masalah operasi, dengan cara kontras,
cenderung mengulang struktur mereka.
4. Implikasi Untuk Sistem Informasi:
a.
Pengendalian strategis memerlukan
berbagai tipe data yang lebih
besar.
Masalah kontrol operasi biasanya memiliki berbagai data yang lebih kecil.
b.
Total volume data
yang dibutuhkan untuk pengendalian strategis adalah lebih kecil.
Di sisi lain, mungkin ribuan lembar data
masing-masing jenis yang diperlukan
untuk beberapa masalah operasi
(misalnya, proses penggajian bahkan organisasi kecil).
c.
Data kontrol strategis
yang lebih agregat.
Data operasi yang digunakan
pada paling rinci pada tingkat
transaksi.
d.
Data kontrol strategis kurang
akurat.
Data operasi umumnya perlu seakurat
mungkin.
e.
Informasi kontrol
yang paling penting strategis
adalah struktural.
Tidak seperti kontrol operasional, nilai-nilai dari variabel teknis hanya
kepentingan sekunder.
f.
Penerimaan data
untuk pengendalian strategis lebih
sporadis. Data untuk masalah strategis diterima
secara sporadis sebagai peristiwa
terjadi.
g.
Data kontrol Strategis
kurang processable oleh komputer. Kontrol strategis yang timbul
dalam lingkungan daripada dalam organisasi umumnya tidak begitu mudah tersedia. Untuk sebagian besar, data tersebut tidak
perlu komputerisasi. Ini berarti bahwa setiap komputerisasi
alat pengendalian strategis harus mempertimbangkan langkah penting menangkap yang diperlukan dalam bentuk yang dapat dibaca mesin.
h.
Keputusan penting dalam
informasi untuk pengendalian strategis
adalah data apa untuk menyimpan.
Masalah utama dalam operasi informasi desain sistem kontrol adalah masalah teknologi secara efisien menangkap dan mengambil data.
5. Implikasi Untuk Mengontrol Rencana Formal:
a.
Rencana darurat kurang
mungkin dalam pengendalian strategis.
Seluruh ide rencana kontingensi jauh lebih sulit di arena strategis. Hal ini lebih sulit untuk menghasilkan semua tindakan yang mungkin
dari waktu ke depan dalam masalah strategis, karena alternatif terlalu banyak dan terlalu kompleks.
b.
Memicu perencanaan
kontingensi yang lebih penting dalam
pengendalian strategis. Karena kesulitan dalam membuat rencana darurat,
memicu pemeriksaan alternatif ketika sesuatu
tidak berjalan sesuai rencana menjadi
jauh lebih penting.
c.
Analisis varians
terprogram kurang mungkin dalam pengendalian strategis.
Untuk model pengendalian operasional dapat menjadi mungkin bahwa komputer melakukan semua analisis varians mungkin (dalam arti akuntansi). Untuk kontrol strategis itu adalah baik sulit secara teknis dan praktis tidak mungkin.
d.
Sebuah sistem
penyelidikan varians lebih
diperlukan dalam pengendalian strategis.
Tampaknya penting untuk memiliki sistem penyelidikan terkait dengan model perencanaan yang formal
dengan kombinasi penyimpangan
dari rencana dapat dieksplorasi
oleh operator manusia.
e.
Sebuah bahasa Permintaan varians
lebih diperlukan dalam pengendalian
strategis. Semacam bahasa yang manusia dapat
lakukan pertanyaan varians
sangat dibutuhkan oleh bidang
pengendalian strategis.
f.
Sebuah perencanaan
formal ditambah sistem lebih
diperlukan dalam pengendalian strategis.
Sebuah sistem perencanaan formal perlu ditambah dengan bahasa Permintaan varians dijelaskan.
Hal ini akan memungkinkan sistem yang sama yang digunakan untuk menghasilkan rencana, yang akan digunakan dalam mengendalikan rencana
itu, berakibat baik kemudahan analisis tambahan juga, untuk konsistensi dengan
rencana yang mengendalikan.
BAB 5
HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRATEGI DAN OPERASIONAL
Perencanaan terdiri dari dua macam, yakni:
1. Perencanaan
strategis, berupa rencana strategis (RENSTRA) dan rencana strategi bisnis (RSB)
(pada SBU/ strategic bisnis unit)
2. Perencanaan
operasional, berupa rencana operasional (RENOP) dan rencana bisnis dan anggaran
(RBA).
Hubungan antara RSB dan RBA |
a. perspektif finansial,
b. perspektif
customer
c. perspektif proses bisnis internal
d. perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran.
Konsep Balanced Scorecard ini pada dasarnya merupakan penerjemahan
strategi dan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu organisasi dalam jangka
panjang, yang kemudian diukur dan dimonitor secara berkelanjutan (Kaplan & Norton, 2000) .
BAB
6
LANGKAH
DALAM MANAJEMEN STRATEGIS
Dalam manajemen stategi ada yang disebut dengan proses,
dalam proses manajemen strategi digambarkan sebagai pendekatan
obyektif, logis dan sistematis untuk membuat keputusan-keputusan besar dalam
sebuah organisasi. Dalam melaksanakan proses manajemen strategis diperlukan
kemampuan untuk memadukan intuisi dan analisis, serta kemampuan untuk selalu
beradaptasi terhadap setiap perubahan (Robbins & Coulter, 2010) .
Proses
manajemen strategis bertujuan untuk mengelola informasi kualitatif dan
kuantitatif menjadi suatu keputusan yang efektif. Dalam hal ini maka intuisi sangat
penting untuk membuat keputusan-keputusan strategis yang baik dan sangat
berguna ketika keputusan tersebut harus dibuat dalam kondisi yang penuh
ketidakpastian . Intuisi juga sangat
berguna ketika ada variabel-variabel yang saling berhubungan dan ketika harus memilih diantara
alternatif-alternatif yang relevan (Robbins & Coulter, 2010) .
Proses manajemen
strategi dibagi menjadi 6 (enam) tahap, yaitu (Robbins
& Coulter, 2010):
a. Mengidentifikasi
misi, tujuan, dan organisasi saat ini
Setiap
organisasi membutuhkan misi. Misi merupakan titik awal dari manajemen
strategis, dan perlu diingat bahwa proses manajemen strategis selalu dinamis
yakni bila ada perubahan dalam salah satu komponen atau bagian utama dalam
model tersebut akan menyebabkan perubahan satu atau semua unsur yang lain.
b. Melakukan
analisis eksternal
Lingkungan
eksternal merupakan faktor – faktor dan kekuatan yang berada di luar
organisasi.
Seperti diperlihatkan
dalam gambar dibawah :
Dari gambar yang dikemukakan oleh Robbins, terdapat 6 (enam) lingkungan eksternal yang harus di analisis. Enam lingkungan eksternal tersebut sebagai berikut :
1) Kondisi
Ekonomi
Suku
bangsa, inflasi, perubahan penghasilan yang dapat dibelanjakan (disposible income), gejolak pasar modal,
dan siklus bisnis secara umum adalah beberapa faktor ekonomi yang dapat
mempengaruhi praktik pengolahan manajemen disebuah organisasi.
2) Kondisi
Politik/Hukum
Hukum
dan peraturan nasional serta daerah, di samping itu hukum – hukum international
dan hukum negara – negara asing tempat beroprasinya sebuah organisasi, juga mempengaruhi
praktik pengelolaan atau manajemen disebuah organisasi.
3) Kondisi
Sosial – Budaya
Sosial
dan budaya consumer tergantung dari
gaya hidup yang diterapkan, hal tersebut sangat penting diperhatikan disebuah
organisasi.
4) Kondisi
Demografis
Kondisi
demografis meliputi berbagai karakteristik kependudukan seperti usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, lokasi geografis, penghasilan, dan komposisi
keluarga. Perubahahan karakteristik ini dapat membatasi cara para manajer
menjalankan perencanaan, penataan, kepemimpinan, dan pengendalian dalam
organisasi.
5) Kondisi
Teknologi
Dalam
konteks lingkungan umum, teknologi merupakan aspek yang paling cepat mengalami
perbedaan.
6) Kondisi
Global
Manajer ditantang untuk berhadapan
dengan persaingan dan pasar global.
c. Melakukan
Analisis Internal
Sumber
daya perusahaan adalah aset, fisik, manusia, dan berwujud yang digunakan untuk
mengembangkan, membuat, dan mengantarkan produk kepada para pelanggannya.
d. Perumusan
Strategi
Pada
saat merumuskan strategi, manajer harus mempertimbangkan realitas lingkungan
eksternal dan sumber daya yang tersedia serta kapabilitas dan mendesain
strategi yang akan membantu organisasi mencapai tujuannya. Ada tiga jenis utama
strategi yang di rumuskan oleh manajer, yaitu :
·
Korporasi
·
Bisnis
·
Fungsional
e. Penerapan Strategi
e. Penerapan Strategi
Setelah
dirumuskan, strategi harus diterapkan. Strategi yang diterapkan harus efektif
dan efisien sehingga tujuan yang ditetapkan berhasil direalisasikan.
f. Evaluasi
Hasil
Langkah
terakhir dalam proses manajemen strategi adalah mengevaluasi hasil. Seberapa
efektif strategi telah membantu organisasi mencapai tujuan.
Proses
manajemen strategi dapat digambarkan seperti dibawah ini :
BAB
7
ANALISIS
INTERNAL DAN EKSTERNAL MANAJEMEN STRATEGI
Analisis Internal
ditujukan untuk merumuskan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan suatu
perusahaan antara lain: kompetensi
yang unik, sumberdaya keuangan yang memadai, keterampilan yang unggul, citra
yang baik, keunggulan biaya, kemampuan inovasi tinggi, dll. Sedangkan kelemahan
perusahaan antara lain: tidak ada arah strategi yang jelas, posisi persaingan
yang kurang baik, fasilitas yang ‘usang’, kesenjangan kemampuan manajerial,
lini produk yang sempit, citra yang kurang baik, dll. Sumber
Daya Manusia (SDM)
Sumber Daya Manusia (SDM) yang
dimaksudkan disini adalah para pegawai, manajer, marketing, direktur organisasi
atau semua orang yang berkecimpung didalam organisasi itu sendiri. SDM ini
dimasukkan dalam faktor internal organisasi karena berperan penting di dalam
pelaksanaan operasional intern organisasi.
a.
Proses
Proses yang dimaksudkan disini adalah
seluruh tahapan yang dijalankan oleh semua SDM (Sumber Daya Manusia) yang ada
didalam organisasi. Contohnya saja mulai dari proses awal memproduksi produk
sampai pada proses memasarkan produk. Proses ini sangat penting pada faktor
internal karena jika tidak ada proses yang dilakukan maka, organisasi tersebut
tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
b.
Produk (barang)
Produk yang dimaksudkan adalah suatu
bentuk hasil yang didapat dari proses yang dijalankan oleh organisasi.
c.
Harga
Harga merupakan nilai suatu barang, baik
barang yang digunakan selama proses maupun barang atau produk yang dihasilkan
dari proses tersebut. Harga dinilai dengan mata uang. Karena uang bisa menjadi
modal dan keuntungan bagi organisasi maka, organisasi perlu memperhatikan harga
agar tidak terjadi kerugian bagi organisasi.
1)
Tempat dan Saluran Distribusi
Tempat dan saluran
distribusi yang dimaksud disini adalah tempat dimana organisasi itu berdiri dan
menjalankan semua aktifitas organisasi. Baik aktifitas produksi sampai
aktifitas distribusi.
2)
Promosi
Promosi merupakan bentuk
memperkenalkan produk organisasi kepada masyarakat luas yang akan menjadi
konsumen untukn produk yang dijual. Promosi ini sangat penting dilakukan
organisasi agar produk dapat terjual dan dapat mencapai target penjualan untuk
memperoleh keuntungan.
3)
Layanan Konsumen
Layanan konsumen
merupakan bentuk kepeduliaan organisasi kepada masyarakat yang merupakan
konsumen produk untuk mendengarkan semua keluhan, kritik, dan saran dari
konsumen. Keluhan, kritik, dan saran itu nantinya akan ditindaklanjuti oleh
organisasi sebagai sarana untuk memperbaiki kualitas produk yang dihasilkan
organisasi.
2. Analisis
Eksternal
Analisis Eksternal
terdiri dari analisis lingkungan makro dan mikro. Analisis lingkungan makro
bertujuan mengidentifiksasi peluang dan ancaman makro yang berdampak terhadap
value yang dihasilkan organisasi kepada pelanggan. Obyek pengamatan dalam
analisis ini adalah antara lain: kekuatan politik dan hukum, kekuatan ekonomi,
kekuatan teknologi, kekuatan sosial, faktor demografi.
Dari sisi eksternal organisasi ada variabel peluang
dan ancaman dengan indikatorr antara
lain:
a. Ekonomi
Ekonomi
menjadi faktor eksternal karena segala kondisi ekonomi yang terjadi di suatu
negara pasti akan berpengaruh pada kondisi keuangan suatu organisasi. maka dari
itu, ekonomi dijadikan sebagai faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kondisi
banyak organisasi.
b. Sosial
Lingkungan
sosial masyarakat dapat berpengaruh terhadap kondisi organisasi. sebab, jika
lingkungan sosial disekitar organisasi itu baik maka, kondisi organisasi juga
akan ikut terdukung dengan kondusifnya lingkungan sosial masyarakat.
c. Budaya
Budaya
atau kebiasaan yang ada di masyarakat dapat mempengaruhi kondisi organisasi
karena budaya akan mempengaruhi pola hidup masyarakat.
d. Politik
Gejolak
politik yang terjadi di suatu negara pasti akan berpengaruh kepada kondisi
organisasi manapun. Karena politik disini berhubungan dengan kebijakan
pemerintah. Segala bentuk usaha yang didirikan pasti harus mematuhi beberapa
peraturan atau kebijakan yang dibuat pemerintah yang berlaku di negara
tersebut. Jadi, sudah pasti kondisi politik di luar akan mempengaruhi kondisi
organisasi.
e. Pasar
Pasar yang dimaksud disini adalah kondisi jual beli
yang terjadi di masyarakat. Jadi, pasar disini meninjau pula kondisi persaingan
produk beberapa organisasi untuk memperebutkan konsumen
Metode
analisis SWOT dianggap
sebagai metode analisa yang paling dasar, berguna untuk menganalisa
lingkungan internal dan eksternal. Analisa ini terbagi atas empat komponen
dasar yaitu:
1. S = Strengths, adalah
situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi
atau program pada saat ini.
atau program pada saat ini.
2. W = Weaknesses, adalah situasi atau kondisi yang merupakan
kelemahan dari
organisasi atau program pada saat ini.
organisasi atau program pada saat ini.
3. O = Opportunities, adalah situasi atau kondisi yang merupakan
peluang di luar
organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa
depan.
organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa
depan.
4. T = Threats, adalah situasi yang
merupakan ancaman bagi organisasi yang dating dari luar organisasi dan dapat
mengancam eksistensi organisasi di masa depan.
Analisis swot digunakan untuk
mengetahui posisi organisasi dalam kuadran swot. Setelah diketahui posisi organisasi atau perusahaan dalam
kuadran SWOT atau TOWS maka dpat diketahui strategi yang harus digunakan oleh
perusahaan tersebut. Apakan strategi OS, strategi ST, strategi WT ataupun WO
yang cocok untuk keadaan organisasi atau perusahaan tersebut. Setelah
mengetahui menggunakan strategi apa maka dapat pula ditentukan solusi
penggunaan metoda manajemen yang akan digunakan dalam menjalankan organisasi
atau perusahaan tersebut
Posisi ini menandakan
sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan
adalah progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga
sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan
meraih kemajuan secara maksimal.
·
Kuadran II (positif, negatif)
Posisi ini menandakan
sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi
strategi yang diberikan adalah diversifikasi
strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi
sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami
kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya.
Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi
taktisnya.
·
Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan
sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang
diberikan adalah ubah strategi,
artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab,
strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada
sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.
·
Kuadran IV (negatif, negatif)
Posisi ini menandakan
sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi
strategi yang diberikan adalah strategi bertahan, artinya kondisi internal
organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan
untuk menggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak
semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi
diri.
Analisis
seluruh faktor internal dan eksternal yang ada akan didapatkan empat macam
strategi organisasi dengan karakteristiknya masing-masing, yakni sebagai
berikut:
Tabel 4.2 SWOT Strategic Issues
DAFTAR
PUSTAKA
David B., B.a.R.L.C.,
2008. Management People, Performance, Change. 3rd ed. New York.
Glueck,
W.F. dan Lawrence, R.J. 1999. Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan.
Edisi Ketiga. Terjemahan Murad dan Henry Sitanggang. Penerbit Erlangga.
Jakarta.
Pearce dan Robinson.2008. Manajemen
Strategis: Formulasi, Implementasi dan
pengendalian. Jakarta: Salemba Empat
Robbins,
Stephen P. dan Coulter, Mary. (2010). Manajemen (edisi kesepuluh). Jakarta:
Erlangga.
Mintzberg, Henry,
Bruce Ahlstrand, and Joseph Lampel. Strategy Safari. The Free Press, 1998.
Wibisono, D., (2006), Manajemen Kinerja: Konsep,
Desain dan Teknik Meningkatkan Daya Saing Perusahaan, Erlangga, Jakarta.
1 comments:
Click here for commentsminta email nya mas Viko Darma
utk excel SWOT nya
normanarifsetiawan@gmail.com
ConversionConversion EmoticonEmoticon