KONSEP KEPERAWATAN LUKA BAKAR


A.    PENGKAJIAN
1.      Pengkajian Luas Luka Bakar
Metode Rule of Nine’s
Sistem ini menggunakan prosentase kelipatan sembilan terhadap luas permukaan tubuh.
• Dewasa : kepala = 9 %, tangan kanan-kiri = 18%, dada dan perut = 18%, genetalia = 1%, kaki kanan-kiri = 36%, dan punggung = 18%
• Child : kepala = 18%, tangan kanan-kiri = 18% , dada dan perut = 18%, kaki kanan-kiri = 28%, dan punggung = 18%
• Infant : kepala = 18%, tangan kanan-kiri =18%, dada dan perut = 18%, kaki kanan-kiri = 28%, dan punggung = 18%
2.      Pengkajian Sistem Tubuh
a.       Aktifitas/istirahat
Penurunan kekuatan dan tahanan otot, keterbatasan rentang gerak pada area yang sakit, gangguan massa otot, perubahan tonus.
b.      Sirkulasi (dengan cedera luka bakar LPTT >20%)
Hipotensi (syok); penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera, vasokonstriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok listrik), takikardia(syok/ansietas/nyeri), disritmia (syok listrik), pembentukan edema jaringan (semua luka bakar).
c.       Integritas ego
Pengungkapan masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan. Adanya ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri, dan marah.
d.      Eliminasi
Haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat, warna mungkin hitam, kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot dalam, diuresis (setelah kebocoran kapiler) mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi), penurunan bising usus/tak ada, khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20% sebagai stres penurunan motilitas/peristaltic gastrik.
e.       Makanan/cairan
Edema jaringan umum, anoreksia, mual/muntah
f.       Neurosensori
Adanya keluhan area batas dan kesemutan. Adanya perubahan orientasi; afek, perilaku, penurunan reflex tendon dalam (RTD) pada cedera ekstremitas, aktifitas kejang (syok listrik), laserasi korneal, kerusakan retinal, penurunan ketajaman penglihatan (syok listrik), ruptur membran timpanik (syok listrik), paralisis (cedera listrik pada aliran saraf).
g.      Nyeri/kenyamanan
Keluhan berbagai nyeri, misalnya; luka bakar derajat pertama secara ekstrem sensitive untuk disentuh, ditekan, gerakan udara dan perubahan suhu, luka bakar ketebalan sedang derajat kedua sangat nyeri, sementara respon pada luka bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung saraf, luka bakar derajat tiga tidak nyeri.
h.      Pernafasan
Adanya keluhan terkurung dalam ruang tertutup dan terpajan lama (kemungkinan cedera inhalasi). Adanya tanda suara serak; batuk mengi; sianosis, indikasi cedera inhalasi Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada, jalan nafas atas stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan laringospasme, edema laryngeal), bunyi nafas: gemericik (edema paru), stridor (edema laryngeal), sekret jalan nafas dalam (ronki).
i.        Keamanan
-          Kulit umum : destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5 hari sehubungan dengan proses thrombus mikrovaskuler pada beberapa luka
-          Area kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan pengisian kapiler lambat pada adanya penurunan curah jantung sehubungan dengan kehilangan cairan/status syok
-          Cedera api : terdapat area cedera campuran dalam sehubungan dengan variase intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung gosong, mukosa hidung dan mulut kering, merah, lepuh pada faring posterior, edema lingkar mulut dan atau lingkar nasal
-          Cedera kimia : tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab
-          Kulit mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seperti kulit samak halus, lepuh, ulkus, nekrosisi, atau jaringan parut tebal. Cedera secara umum lebih dalam dari tampaknya secara perkutan dan kerusakan jaringan dapat berlanjut sampai 72 jam setelah cedera
-          Cedera listrik : cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit dibawah nekrosis. Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka aliran masuk/keluar (eksplosif), luka bakar dari gerakan aliran pada proksimal tubuh tertutup dan luka bakar termal sehubungan dengan pakaian terbakar
B.     Diagnosa Keperawatan
1.      Bersihan jalan napas b/d Obstruksi trakeobronkial
2.      Nyeri akut b/d kerusakan ujung-ujung saraf karena luka bakar
3.      Defisit volume cairan b/d output yang berlebihan
4.      Gangguan integritas kulit b/d kerusakan permukaan kulit
5.      Perfusi jaringan tidak efektif b/d penurunan atau interupsi aliran darah arteri / vena
6.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d katabolisme protein dan lemak
7.      Kerusakan mobilitas fisik b/d edema, nyeri, kontraktur persendian, penurunan ketahanan dan kekuatan otot, terapi pembatasan
8.      Gangguan citra tubuh b/d kecacatan, kehilangan barier kulit ditandai dengan perasaan negatif tentang diri sendiri, ketakutan/penolakan berinteraksi dengan orang lain
9.      Ansietas b/d krisis situasi dan kejadian traumatik ditandai dengan ketakutan, perasaan putus asa, gelisah.
10.  Risiko infeksi b/d tidak adekuatnya pertahanan primer, kerusakkan kulit, rauma jaringan prosedur invasive
C.    Rencana Keperawatan
1.      Bersihan jalan napas b/d Obstruksi trakeobronkial,edema mukosa
Tujuan : setelah diberikan asskep selama ... x 24 jam diharapkan membebaskan jalan napas dengan kriteria hasil :
-          Menunjukkan bunyi napas jelas, tidak ada bunyi napas tambahan
-          Frekuansi pernapasan dalam rentang normal (16-24x/mnt)
-          Bebas dispnea/sianosis
Intervensi
Rasional
1.    Kaji refleks gag/menelan perhatikan pengaliran air liur, ketidakmampuan, serah dan batuk mengi
2.    Awasi frekuensi, irama, kedalaman pernapsan, perhatikan adanya pucat/sianosis dan sputum mengandung karbon atau merah muda
3.    Auskultasi paru, perhatikn stridor, mengi/gemericik, penurunan bunyi napas/batuk rejan
4.    Perhatikan adanya pucat atau warna buah ceri merah pada kulit yang cedera
5.    Tinggikan kepala tempat tidur dan hindari penggunaan bantal dibawah kepala sesuai indikasi



6.    Dorong batuk/latihan napas dalam dan perubahan posisi sering
7.    Berikan pelembab oksigen melalui cara yang tepat, seperti masker wajah



8.    Kaji ulang seri ronsen



9.    Siapkan/bantu intubasi atau trakeostomi sesuai indikasi


10.             Awasi adanya perubahaan perilaku/mental ( agitas,gelisah)
11.             pemberian oksigen

12.             pemantauan oksimetri dan analisa gas darah

1.       Dugaan cedera inhalasi


2.       Takipnea, penggunaan otot bantu, sianosis dan perubahan sputum menunjukkan terjdi distres pernapasan/ edema paru
3.       Obstruksi jalan napas dapat terjadi sangat cepat atau lamabat sampai 48 jam pertama setelah terbahak
4.       Dugaan adanya hipoksemia atau karbon monoksida
5.       ekspansi paru optimal/fungsi pernafasan. Bila kepala/leher terbakar, bantal dapat menghambat pernafasan, menyebabkan nekrosis pada kartilago telinga yang terbakardan meningkatkan kontriktur leher
6.       meningkatkan ekspansi paru, memobilisasi dan drainase sekret
7.       oksigen memperbaiki hipoksemia/asidosis. Pelembab merupakan pengeringan saluran pernafasan dan menurunkan visikositas sputum
8.       perubahan menunjukkan atelektasis/edema paru tidak dapat terjadi selama 2-3 hari setelah terbakar
9.       intubasi atau dukungan mekanikal dibutuhkan bila jalan nafas edema atau luka bakar mempengaruhi fungsi paru atau oksigenasi
10.   perubahan kesadaran menunjukkan terjadinya atau memburuknya hipoksia
11.   memberikan kelembaban pada jaringan yang cedera
12.   peningkatan pCO2 dan penurunan pO2 serta saturasi O2 dapat menunjukkan perlunya ventilasi mekanik
2.      Risiko defisit volume cairan b/d output yang berlebihan
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …x 24 jam, diharapkan pasien menunjukkan tidak terjadi defisit volume cairan tubuhdengan kriteria hasil :
-          Menunjukkan perbaikan keseimbangan cairan  dibuktikn oleh haluaran urin  adekuat, tanda vital stabil, membran mukosa lembab
Intervensi
Rasional
1.    Awasi tanda vital, CVP. Perhatikan pengisian kapiler dan kekuaran nadi perifer
2.    Awasi haluaran urin dan berat jenis. Observasi hemates sesuai indikasi


3.    Perkirakan drainase luka dan kehilangan yang tak tampak




4.    Selidiki perubahan mental



5.    Pasang dan pertahankan ukuran kateter IV
6.    Berikan penggantian cairan  IV yang dihitung, elektrolit, plasma, albumin


7.    Awasi pemeriksaan laboratorium (contoh Hb/Ht, elektrolit, natrium urin random)
1.     Membentukan pedoman untuk penggantian cairan dan mengkaji respon kardiovaskuler
2.     Secara umum, penggantian cairan harus dititrasi untuk meyakinkan  rata-rata haluaran  urin 30-50 ml/jam (pada orang dewasa)
3.     Peningkatan permeabilitas kapiler, perpindahan protein, roses inflamasi dan kehilangan evaporasi besar mempengaruhi volume sirkulasi dan haluaran urin khususnya selama 24-72 jam pertama setelah terbakar
4.     Penyimpangan pada tingkat kesadaran  dapat mengindikasikan  ketidakadekuaran  volume sirkulasi/penurunan perfusi serebral
5.     Memungkinkan infus cairan cepat

6.     Resusitasi cairan menggantikan kehilangan cairan/elektrolit dan membantu mencegah terjadinyakomplikasi, syok
7.     Mengidentifikasi kehilangan darah dan kebutuhan penggantian cairan dan elektrolit
3.      Gangguan integritas kulit b/d kerusakan permukaan kulit
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …x 24 jam, diharapkan pasien menunjukkan regenerasi jaringan dengan kriteria hasil :
-          Mencapai penyembuhan tepat waktu pada area luka bakar
Intervensi
Rasional
1.    Kaji/catat ukuran,warna, kedalaman luka, perhatikan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar kulit

2.    Berikan perawatan luka bakar yang tepat dan tindakan kontrol infeksi

3.    Lepaskan perekat/pembebat secara hati-hati pada waktu mengganti
4.    Irigasi luka, bantu dengan melakukan debudemen sesuai kebutuhan
5.    Anjurkan kepada klien untuk mengkonsumsi makanan protein tinggi seperti ikan gabus
1.    memberikan informasi dasar tentang kebutuhan penanaman kulit dan kemungkinan petunjuk tentang sirkulasi pada area graft
2.    menyiapkan jarinagan untuk penanaman dan menurunkan risiko infeksi/kegagalan graft
3.    Mengurangi resiko trauma kulit dan gangguan pada kulit
4.    Membuang jaringan nekrotik/ luka eksudat untuk meningkatkan penyembuhan
5.    Protein albumin sangat baik untuk  membantu proses penyembuhan luka
4.      Kerusakan mobilitas fisik b/d edema, nyeri, kontraktur persendian, penurunan ketahanan dan kekuatan otot, terapi pembatasan
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …x 24 jam, diharapkan pencapaian mobilitas fisik yang optimal dengan kriteria hasil :
-          pasien mampu beraktivitas, tidak terjasi kontraktur, edema berkurang /tidak ada, turut beraktivitas sehari-hari sesuai kemampuan
Intervensi
Rasional
1.     kaji adanya edema dan perhatikan sirkulasi, gerakan dan sensansi jari secara sering
2.     pertahankan posisi tubuh tepat dengan dukungan, khususnya untuk luka bakar diatas sendi
3.     lakukan latihan rentang gerak secara konsisten diawali dengn pasif kemudian aktif

4.     beri obat sebelum beraktivitas /latihan


5.     dorong partisipasi pasien sehari-hari sesuai kemampuan individu

6.     konsul dengan rehabilitasi, fisikal dan terapis kejuruan
1.     edema dapat mempengaruhi sirkulasi pada ekstremitas mempotensialkan nekrosis jaringan / terjadinya kontraktur
2.     meningkatkan posisi fungsional pada ekstremitas dan mencegah, kontraktur

3.     mencegah secaraprogresif mengecangkan jaringan parut dan kontraktur, meningkatkan pemeliharaan otot dan sendi
4.     menurunkan kekuatan otot/jaringan dan tegangan sehingga memampukan pasien lebih aktif dan mampu partisipasi
5.     meningkatkan kemandirian, meningkatkan harga diri dan membantu proses perbaikan
6.     memberikan aktivitas/program latihan terintegrasi dan alat bantu khusus berdasarkan kebutuhan individu
5.      Nyeri akut b/d kerusakan ujung-ujung saraf karena luka bakar
Tujuan : setelah diberikan askep selama … x 24jam diharapkan nyeri pasien berkurang dengan kriteria hasil :
-          Pasien mengatakan nyeri berkurang Skala nyeri = 3
-          Pasien tampak relax
-          nadi = 80-100 x/mnt
Intervensi
Rasional
1.    tutup luka sesegera mungkin kecuali perawatan luka bakar metode pemajanan
2.    tinggikan ekstremitas luka bakar secara periodik




3.    berikan tempat tidur ayunan sesuai indikasi
4.    ubah posisi dengan sering dan rentang gerak pasif dan aktif sesuai indikasi


5.    pertahankan suhu linhkungan nyaman, berikan lampu penghangat, penutup tubuh hangat
6.    kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi atau karakter (skala 0-10)






7.    Berikan tindakan kenyamanan dasar contoh pijatan pada area yang tidak sakit, perubahan posisi dengan sering
8.    Dorong penggunaan teknik manajemen stres, contoh relaksasi progresif, nafas dalam, bimbingan imajinasi, dan visualisasi

9.    Berikan analgesik sesuai indikasi
1.    suhu berubah dan gerakan udara dapat menybabkan nyeri hebat pada pemajanan ujung saraf
2.    peninggian mungkin diperlukan pada awal untuk menurunkan pembentukan edema setelah perubahan posisi dan peninggian menurunkan ketidaknyamanan serta risiko kontraktur sendi
3.    peninggian linen dari luka membantu menurunkan nyeri
4.    gerakan dan latihan menurunkan kekakuan sendi dan kelelahan otot tetapi tipe latihan tergantung pada lokasi dan luas cedera
5.    pengaturan suhu dapat hilang karena luka bakat mayor. Sumber panas eksternal untuk mencegah menggigil
6.    nyeri hampir selalu ada pada beberapa derajat beratnya keterlibatan jaringan atau kerusakan tetapi paling berat selama penggantian balutan dan debridemen. Perubahan lokasi/ karakter/ intensitas nyeri dapat mengindikasikan terjadinya komplikasi atau perbaikan kembalinya fungsi saraf
7.    Berikan tindakan kenyamanan dasar contoh pijatan pada area yang tidak sakit, perubahan posisi dengan sering
8.    memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi dan meningkatkan rasa kontrol yang dapat menurunkan ketergantungan farmakologis,
9.    Berikan analgesik sesuai indikasi
6.      Perfusi jaringan tidak efektif b/d penurunan atau interupsi aliran darah arteri / vena
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …x 24 jam, diharapkan aliran darah pasien ke jaringan perifer adekuat dengan kriteria hasil :
-          nadi perifer teraba dengan kualitas dan kekuatan yang sama
-          pengisian kapiler baik <3 dtk
-          warna kulit normal pada area yang cedera
Intervensi
Rasional
1.    Kaji warna, sensasi, gerakan, dan nadi perifer.


2.    Tinggikan ekstremitas yang sakit

3.    Ukur TD pada ektremitas yang mengalami luka bakar

4.    Dorong latihan gerak aktif

5.    Pertahankan penggantian cairan

6.    Awasi elektrolit terutama natrium, kalium, dan kalsium
7.    Hindari injeksi IM atau SC
1.     pembentukan edema dapat terjadi secara cepat menekan PD sehingga mempengaruhi sirkulasi PD ke jaringan perifer
2.     untuk meningkatkan aliran balik vena dan dapat menurunkan edema
3.     untuk mengetahui kekuatan aliran darah ke daerah yang mengalami luka bakar
4.     untuk meningkatkan sirkulasi darah lokal dan sistemik
5.     untuk meningkatkan volume sirkulasi dan perfusi jaringan
6.     mengawasi terjadinya penurunan curah jantung
7.     perubahan perfusi jaringan dan pembentukan edema mengganggu absorpsi obat
8.    Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d katabolisme protein dan lemak
Tujuan : setelah diberikan askep selama …x 24 jam diharapkan intake nutrisi pasien adekuat, dengan kriteria hasil :
-          Menunjukkan pemasukan nutirsi adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik dibuktikan dengan  berat badan stabil, keseimbanan nitrogen positif dan regenerasi jaringan
Intervensi
Rasional
1.    Pertahankan jumlah kalori tetap dan timbang BB tiap hari, kaji ulang persen area permukaan tubuh terbuka /luka tiap minggu


2.    Berikan makanan sedikit tapi sering


3.    Dorong pasien untuk memandang diet sebagai pengobatan dan untuk membuat pilihan makanan/minuman tinggi kalori/protein
4.    Menciptakan lingkungan yang nyaman saat makan
5.    Anjurkan kebersihan oral sebelum makan
6.    Rujuk kepada ahli gizi

7.    Berikan diet TKTP

1.     Pedoman tepat untuk pemasukan kalori tepat. Sesuai penyembuhan luka, persentase area luka bakar di evaluasi untuk menghitung bentuk diet yang diberikan dan penilaian yang tepat dibuat.
2.     Membantu mencegah distensi gaster/ ketidaknyamanan dan meningkatkan pemasukan nutrisi
3.     Dorong pasien untuk memandang diet sebagai pengobatan dan untuk membuat pilihan makanan/minuman tinggi kalori/protein
4.     Lingkungan yang kondusif dapat meningkatkan nafsu makan
5.     Meningkatkan rasa dan nafsu makan

6.     Berguna dalam membuat kebutuhan nutrisi individu
7.     Membantu mempercepat proses penyembuhan luka
8.    Gangguan citra tubuh b/d kecacatan, kehilangan barier kulit ditandai dengan perasaan negatif tentang diri sendiri, ketakutan/penolakan berinteraksi dengan orang lain
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …x 24 jam, diharapkan pasien menyatakan penerimaan situasi diri, dengan kriteria hasil :
-          Bicara dengan keluarga/orang terdekat tentang situasi, perubahan yang terjadi
-          Membuat tujuan realitas/rencana untuk masa depan
Intervensi
Rasional
1.     Kaji makna kehilangan/perubahan pada pasien/orang terdekat



2.     Bersikap realistis dan positif selama pengobatan, pada penyuluhan kesehatan dan menyusun tujuan dalam keterbatasan
3.     Berikan penguatan positif terhadap kemajuan dan dorongan usaha untuk mengikuti tujuan rehabilitasi
4.     Konsul ke psikiatrik, contoh klinik spesialis perawat psikiatrik, psikologis sesuai kebutuhan

1.     Traumatik mengakibatkan perubahan tiba-tiba, tidak diantisipasi, membuat perasaan kehilangan pada kehilangan aktual/yang dirasakan. Ini memerlukan dukungan dalam perbaikan optimal.
2.     Meningkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan antara pasien dan perawat.

3.     Kata-kata penguatan dapat mendukung terjadinya perilaku koping positif

4.     Membantu dalam identifikasi cara/alat untuk meningkatkan/mempertahankan kemandirian. Pasien dapat memerlukan bantuan lanjut untuk mengatasi masalah emosi

9.        Ansietas b/d krisis situasi dan kejadian traumatik ditandai dengan ketakutan, perasaan putus asa, gelisah
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …x 24 jam, diharapkan pasien menyatakan kesadaran perasaan dan menerimanya dengan cara sehat, dengan kriteria hasil :
-          Mengatakan ansietas/ketakutan menurun sampai tingkat dapat ditangani
-          Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah, penggunaan sumber yang efektif
Intervensi
Rasional
1.        Berikan penjelasan  dengan sering  dan informasi tentang prosedur perawatan

2.        Tunjukkan keinginan untuk mendengar dan berbicara pada pasien bila prosedur bebas dari nyeri
3.        Libatkan pasien/orang terdekat dalam proses pengambilan  keputusan kapanpun mungkin

4.        Dorong pasien untuk bicara tentang luka bakar bila siap


5.        Libatkan seluruh tim bluka bakar dalam perawatan dari mulai penerimaan  sampai pulang, termasuk pekerj sosial dan sumber psikiatrik
1.     Pengetahuan apa yang diharapkan menurunkan ketakutan dan ansietas, memperjelas kesalahan konsep dan meningkatkan kerjasama
2.     Membantu pasien /orang terdekat dan bahwa pemberi asuhan tertarik pada orang tersebut tidak hanya merawat luka bakarnya
3.     Meningkatkan rasa kontrol dan kerja sama, menurunkan perasaan tak berdaya/putus asa
4.     Pasien perlu membicarakan apa yang terjadi terus menerus untuk membuat beberapa rasa terhadap situasi apa yang menakutkan
5.     Memberikan sistem pendukung  lebih luas dan meningkatkan  kesinambungan perawatan  dan koordinasi aktivitas
10.    Risiko infeksi b/d tidak adekuatnya pertahanan primer, kerusakkan kulit, rauma jaringan prosedur invasive
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam, diharapkan risiko infeksi tidak menjadi aktual, dengan kriteria hasil :
-          Tidak terjadi tanda-tanda infeksi
-          Suhu tubuh dalam batas normal
-          Kadar WBC dalam batas normal (4,10-10,9 10^3/UL)
Intervensi
Rasional
1.     Kaji tanda- tanda infeksi
2.     Batasi jumlah pengunjung
3.     Jaga aseptik selama pasien berisiko

4.     Sediakan perawatan kulit pada area yang edema

5.     Inpeksi kulit dan membrane mukosa selama kemerahan, panas tinggi atau drainase
6.     Inpeksi kondisi luka/bekas operasi

7.     Dorong intake cairan


8.     Anjurkan intake nutrisi yang cukup




9.     Berikan antibiotic sesuai indikasi

10. Monitor absolute granulosit, WBC ,dan hasil normal.

1.    mengetahui dini terjadinya infeks
2.    mengurangi kontaminasi silang
3.    meminimalkan kesempatan untuk kontaminasi
4.    perawatan kulit pada area yang edema dapat membantu mencegah terjadinya infeksi yang lebih luas.
5.    apabila kulit kembali kemerahan dan terdapat drainase purulen menandakan terjadi prosesinflamasi bakteri
6.    Mencegah terjadinya infeksi yang lebih luas
7.    mempertahankan keseimbangan cairan untuk mendukung perfusi jaringan.
8.    mempertahankan keseimbangan nutrisi untuk mendukung perpusi jaringan dan memberikan nutrisi yang perlu untuk regenerasi selular dan penyembuhan jaringan
9.    antibiotic dapat menghambat proses infeksi
10.             WBC merupakan salah satu data penunjang yang dapat mengidentifikasi adanya bakteri di dalam darah. Sel darah putih akan meningkat sebagai kompensasi untuk melawan bakteri yang mnginvasi tubuh


DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2. Jakarta: EGC
Carpenito-Moyet, Linda Jual. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 10.     Jakarta:EGC
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta: EGC
Doenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
Guyton, Arthur C., dkk. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta: EGC
Price, A. Sylvia. 1995. Patofisiologi Edisi 4. Jakarta: EGC
Robbins. 1999. Dasar Patologi Penyakite Edisi 5. Jakarta : EGC
Santosa Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. Prima Medika
Smeltzer, 2002 . Keperawatan Medikal Bedah Vol. 3. ECG : Jakarta




Previous
Next Post »