Menurut sejarah,
anak yang gemuk selalu dianggap sebagai anak yang sehat dan konsep semakin
gemuk semakin sehat diterima oleh khalayak ramai. Saat ini, persepsi itu telah
berubah dengan bukti bahwa obesitas pada anak dihubungkan dengan banyaknya
masalah komplikasi kesehatan yang serius dan meningkatkan resiko kesakitan
sejak dini.
Selain
meningkatnya resiko menjadi gemuk pada usia remaja, kegemukan pada anak anak disertai
dengan minimal satu diagnosa faktor resiko dari penyakit kardiovaskular,
seperti kenaikan tekanan darah, peningkatan kolesterol darah. Sebagai tambahan,
prevalensi diabetes tipe 2 meningkat pada usia anak anak, dengan kurangnya
aktivitas fisik dan diet tidak sehat diantara faktor resiko yang ada. Lebih
jauh, masalah komplikasi kesehatan dapat meningkat, termasuk beberapa
permasalahan kesehatan dan penyakit sesak napas. Sebagai tambahan pada
permasalahan fisik ini, beberapa isu potensial kesehatan psikologis juga
dihubungkan dengan kegemukan dan obesitas pada anak anak. Beberapa anak sering
menderita perasaan rendah diri, rasa percaya diri yang rendah dan bahkan
depresi, dimana semua itu merupakan masalah kesehatan yang dapat muncul pada
masa pertumbuhan anak dan masa remaja.
Sejak awal tahun 1986, Database Global
WHO tentang Pertumbuhan dan Malnutrisi Anak telah memantau pola dan
kecenderungan kegemukan dan obesitas pada anak. Salah satu tujuannya adalah
untuk mengumpulkan, menstandarisasi dan menyebarluaskan hasil survei nutrisi
yang telah dilakukan di seluruh negara. Dalam beberapa tahun terakhir, UNICEF,
WHO dan Bank Dunia mempunyai inisiatif dalam menggunakan data yang didapat untuk
melakukan kerjasama global, menghitung prevalensi regional dan angka estimasi anak
dengan keadaan pendek, berat kurang, kurus dan kegemukan. Dari perpaduan antara
hasil survei dan pengolahan data dengan statistik didapatkan angka estimasi
prevalensi berdasarkan penilain antropometeri menggunakan Standar Pertumbuhan
Anak WHO2 :
- pendek : proporsi anak dengan Tinggi Badan – Umur deviasi di bawah -2 standar (SD);
- kurus - proporsi anak dengan Berat Badan – Umur deviasi di bawah -2 SD;
- kurang berat - proporsi anak dengan Berat Badan – Tinggi Badan deviasi di bawah -2 SD;
- kelebihan berat badan / kegemukan - proporsi anak dengan Berat Badan – Tinggi Badan deviasi di atas +2 SD dan termasuk obesitas jika nilai nya diatas +3 SD
Tahun 2012, diperkirakan 44 juta
(6,7%) anak balita di dunia mengalami kegemukan atau obesitas. (Fig 10).
Berdasarkan perkiraan tersebut, prevalensi kegemukan dan obesitas di seluruh
dunia naik dari 5% di tahun 1990 menjadi 7% di tahun 2012. Pada periode yang
sama di regional Afrika, angka kegemukan pada anak meningkat dari 4 juta
menjadi 10 juta.
Walaupun dari beberapa estimasi merujuk pada arah yang sama,
tetapi angka kecenderungan kegemukan bisa berbeda di masing-masing negara. Selama
mayoritas angka kecenderungan kegemukan di masing-masing negara relatif tetap
dan prevalensikegemukan pada anak cenderung rendah (Fig 11) makan akan selalu
ada kesempatan bagi negara tersebut untuk mencegah adanya peningkatan
dikemudian hari. Untuk itu negara-negara anggota WHO diharapkan untuk memulai
upaya pengendalian peningkatan angka prevalensi kegemukan pada anak secara global.
Hal tersebut di atas merupakan salah satu tujuan dari enam Target Nutrisi
Global Tahun 2025 yang disahkan oleh Majelis Kesehatan Dunia pada tahun 2012.
Pemberian ASI eksklusif pada bayi
sejak lahir hingga usia 6 bulan merupakan salah satu cara mencegah kegemukan
pada bayi. Standar Pertumbuhan Anak WHO dengan grup pembanding yang didasarkan
pada bayi yang diberikan ASI eksklusif mencerminkan hasil yang bagus. Anak-anak
yang termasuk dalam kelompok mengalami pertumbuhan yang lebih ideal
dibandingkan dengan standar internasional yang telah digunakan sebelumnya. Penerapan
standar baru ini akan mempunyai peran penting dalam upaya mencegah peningkatan
angka kegemukan dan obesitas pada anak. Selanjutnya pengaplikasian standar WHO
dan instrumen yang berkaitan bisa dipakai sebagai untuk menilai pertumbuhan
anak secara komprehensif. Hal ini penting karena penggunaan indikator tunggal memiliki
resiko hanya mencerminkan sebagian kecil gambaran status gizi anak. Tantangan
yang harus diatasi termasuk memastikan ketersediaan peralatan dan keterampilan
yang memadai untuk mengukur panjang dan tinggi anak secara akurat, karena ini
adalah kunci untuk penilaian yang komprehensif pada anak kurang gizi, kelebihan
gizi dan anak pendek/kurus.
Source : World Health Statistik 2014 - World Health Organisation
1 comments:
Click here for commentsObesitas sering menjadi masalah seumur hidup. Maka dari itu anak harus dibiasakan makan makanan sehat dalam porsi cukup, bukan berlebihan, sedari kecil. Jadi obesitas pada anak ga akan ada lagi
ConversionConversion EmoticonEmoticon